Rabu, 20 Oktober 2010

2050 Denmark Bebas Bahan Bakar Fosil

dari www.esdm.go.id

JAKARTA. Krisis energi yang terjadi pada 1974 menjadi titik tolak Denmark untuk mulai beralih pada energi terbarukan. Denmark menyadari sangat beresiko jika harus bergantung 100% terhadap energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi. Pilihan pertama mereka jatuh pada energi biomass. Perkembangan energi terbarukan di Denmark dilanjutkan dengan penggunaan energi matahari dan energi angin.

Baru-baru ini, langkah yang lebih serius pada energi terbarukan diambil Pemerintah Denmark. Rencana yang dirilis awal Oktober yang membuat Denmark akan menjadi negara pertama di dunia yang independen dari bahan bakar fosil ditahun 2050.

Hal ini tidak hanya merupakan langkah penting dalam menuju masa depan yang ramah lingkungan, tetapi juga merupakan tanda besar seberapa banyak pasokan energi berkelanjutan yang saat ini tertanam dalam Danish political thinking and priorities dan pada saat yang sama diterima secara luas oleh penduduk dan industri di Denmark.

Hal tersebut dikemukakan oleh Counsellor for Trade and Environtment Royal Danish Embassy Mr.Lars Eskild Jensen pada sela-sela PNPM workshop yang bertempat di hotel Akmani, Jakarta (7/10).

Pemerintah Denmark sendiri akan membantu program nasional Pemberdayaan Nasional Masyarakat Mandiri perdesaan (PNPM) untuk memenuhi listrik di daerah terpencil di Indonesia. Saat ini diperkirakan sekitar 40% populasi di daerah terpencil di Indonesia masih belum dapat mengakses listrik. (AND)

Selasa, 12 Oktober 2010

tanya

Apa yang harus dikerjakan dan apa yang bisa dikerjakan ?
Apa yang diperintahkan dan apa yang diinginkan ?
Kemana tujuan dan kemana pergi ?

Senin, 11 Oktober 2010

Mudah Marah Meningkatkan Risiko Serangan Jantung dan Strok

Jenis kepribadian dan kemampuan mengontrol emosi ternyata mempengaruhi kesehatan jantung dan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association.

Para peneliti dari National Institute on Aging (NIA), Baltimore menemukan bahwa orang yang mudah marah dan agresif memiliki arteri karotis leher yang lebih tebal dibandingkan dengan orang yang berpembawaan santai. Penebalan ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.Selain itu, orang yang cenderung mempunyai sifat antagonistik mempunyai risiko mengalami penebalan dinding arteri sebesar 40%, yang juga memiliki kontribusi terjadinya gangguan jantung.

Penelitian yang dilakukan oleh NIA ini diikuti oleh 5.614 penduduk yang tinggal di Sardinia, Itali; umur rata-rata responden adalah 42, dan 58% diantaranya adalah wanita.

sumber www.wartamedika.com